Pengantar
Saat ini persaingan di industri keuangan sangat ketat. Risiko bisnis yang hadapi oleh industri juga terus meningkat seiring dengan ketidakpastian yang makin tinggi dengan adanya disrupsi teknologi. Namun di sisi lain, peluang pasar yang sector keuangan, terutama di sector mikro masih terbuka lebar. Akses pembiayaan usaha mikro baru mencapai angka 19% (akhir tahun
2021). Jumlah Usaha mikro yang belum terlayani oleh jasa keuangan formal sebesar 45juta unit. Angka ini menjadi tantangan bagi Lembaga keuangan yang melayani dan menyasar pada
usaha mikro, terutama industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR/BPRS). Kecepatan, kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi akan menjadi penentu dalam
pengambilan keputusan nasabah ke depan. Ketiga komponen tersebut akan dapat terwujud jika ada dukungan teknologi informasi bagi institusi keuangan. Sementara biaya untuk
mengakuisisi teknologi makin tinggi, sehingga dibutuhkan suatu strategi melalui kolaborasi menjadi keniscayaan di masa yang akan datang.
Teknologi yang handal juga tidak akan berarti apa-apa, jika tanpa disertai dengan peningkatan kapasitas SDM BPR kita, sehingga secara simultan perlu dilakukan Tindakan strategis dalam
peningkatan daya saing BPR, melalui inovasi teknologi dan peningkatan kualitas SDM yang kompeten.
NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini di sebut BUSINESS MATCHING.
TUJUAN
Tujuan pelaksanaan Business Matching, antara lain:
- Mempertemukan kebutuhan bisnis antar pelaku usaha di masing-msing sector.
- Mengetahui potensi bisnis atas kebutuhan bisnis dari sector yang berbeda.
OUTPUT
Kegiatan Business Matching ini diharapkan dapat menghasilkan output, antara lain:
a. Penandatanganan Nota Kesepahaman antar Lembaga
b. Penyusunan agenda bersama dalam sinergi kelembagaan
c. Memiliki ilustrasi tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman.
0 Comments