Cooperative Wisdom #1
Ketika sasaran layanan keuangan menyasar kepada mereka yang berpenghasilan rendah, dan kita ikut serta dalam prosesnya berarti Tuhan telah memilih kita menjadi khalifah-Nya untuk mengangkat harkat dan martabat hamba-Nya yang lemah (@ahmadsubagyo.com)
Wisdom ini membahas tentang pentingnya layanan keuangan yang inklusif, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Penulis menyoroti bahwa keterlibatan dalam upaya ini bukan sekadar pilihan pribadi, melainkan panggilan moral dan sosial yang lebih tinggi.
Dari sudut pandang filosofis dan religius, wisdom ini menekankan konsep manusia sebagai wakil Tuhan di bumi. Ketika kita terlibat dalam layanan keuangan untuk membantu mereka yang kurang beruntung, kita sedang menjalankan peran sebagai “khalifah” atau wakil Tuhan. Ini bukan hanya tentang transaksi finansial, tetapi juga tentang menegakkan keadilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kehendak Ilahi.
Secara sosiologis, wisdom ini menyoroti pentingnya solidaritas sosial dan tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Fokus pada masyarakat berpenghasilan rendah menunjukkan kesadaran akan kesenjangan ekonomi dan kebutuhan untuk mengatasi ketimpangan sosial. Ini sejalan dengan konsep pembangunan inklusif yang menjadi isu penting dalam pembangunan sosial modern.
Lebih jauh lagi, wisdom ini mendorong terciptanya sistem keuangan yang lebih adil dan inklusif. Gagasannya adalah bahwa kemajuan ekonomi seharusnya tidak hanya menguntungkan segelintir orang, tetapi harus dapat mengangkat taraf hidup seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang kurang beruntung.
Dengan demikian, wisdom ini mengajak kita untuk melihat peran kita dalam masyarakat tidak hanya sebagai pelaku ekonomi, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Kita diingatkan bahwa setiap tindakan kita, termasuk dalam bidang keuangan, memiliki dimensi moral dan sosial yang lebih luas.
@ahmadsubagyo.com
0 Comments